Sebelumnya kita telah membahas tentang bagaimana pengolahan greywater yang melalui beberapa tahap yaitu tahap primer, sekunder, dan tersier. Selanjutnya, tau gak sih kamu seberapa besar IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) tersebut agar bisa mengolah air limbah setiap harinya? Mari kita ambil contoh yang paling dekat saja yaitu IPAL Sewon yang berada di KM 6, Dusun Cepit, Bantul, Yogyakarta memiliki luas 6,7 hektar. Kapasitas IPAL Sewon mencapai 25.000 sambungan rumah dengan debit limbah sebesar 15.500 m3/hari. Besar sekali bukan?
Besarnya instalasi tersebut tentunya berdampak pada biaya pengelolaan dan pengembangannya yang juga besar. Perlu kita ketahui pula bahwa produksi limbah rumah tangga setiap tahun selalu mengalami peningkatan sehingga kapasitas pengolah limbahnya pun harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan. Maka dari itu, Pemerintah Daerah DIY berencana ingin memperbesar kapasitas IPAL Sewon menjadi 45.000 m3/hari, hmmm… kebayang ga sih bakalan sebesar apalagi nih IPALnya.
Sebenarnya, IPAL tersebut bisa kita rakit sendiri loh dengan alat-alat yang murah. Ukurannya pun bahkan tidak terlalu besar dan tidak perlu memakan lahan yang luas seperti IPAL Sewon tadi. Untuk merakit IPAL “mini” ini, kita hanya butuh beberapa alat penyusun seperti tandon air, yang berfungsi sebagai tempat bakteri pengolah limbah. Bakteri pada instalasi ini berfungsi sebagai agen pengurai bahan organik yang ada dalam air limbah. Selanjutnya alat yang kita butuhkan adalah pompa, pipa, selang, dan yang paling penting yaitu microbubblegenerator atau MBG. Mengapa menggunakan MBG? Dalam instalasi ini, MBG berfungsi untuk menjaga tingkat Dissolve Oxygen (DO) dalam reaktor. DO sendiri merupakan aspek penting yang mempengaruhi kemampuan bakteri dalam mengurai bahan organik. MBG dapat menghasilkan gelembung udara dengan ukuran mikrometer sehingga membuat tingkat DO di setiap sisi reaktor tetap tinggi.
Ukuran IPAL yang kecil tersebut selain memiliki fixed cost yang rendah, akan lebih mudah pula dalam pengelolaanya. Walaupun kecil, IPAL “mini” ini memiliki kapasitas pengolahan limbah mencapai 1555,2 liter per hari dengan tingkat penguraian COD mencapai lebih dari 90%! Wow, keren banget kan?
Saat ini, IPAL “mini” sudah ada di Departemen Teknik Kimia UGM loh, dan masih dalam tahap pengembangan. Diharapkan nantinya IPAL “mini” ini dapat diaplikasikan oleh masyarakat luas sebagai instalasi pengolah limbah berskala rumah tangga. Dengan hadirnya IPAL “mini” ini diharapkan juga dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan limbah. (Kontributor: Reza Yustika Bayuardi)