Tahukah kamu kemana air kotor dari kamar mandimu dan mesin cucimu mengalir? Ke selokan, ke sungai, lalu berakhir di laut? Atau meresap ke dalam tanah? Tidakkah bahan-bahan kimia yang terkandung pada sabun dan sampo (dari kamar mandi), deterjen dan bahan organik sisa air cucian piring dapat mencemari lingkungan kita?

Tenang, cukup buang kemanapun, tetapi setelah melalui treatment khusus ya.

Air limbah rumah tangga pada dasarnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu blackwater yang berasal dari toilet dan juga greywater yang berasal dari kamar mandi dan dapur. Blackwater pada umumnya dialirkan ke septik tank, sedangkan greywater seharusnya mengalir ke tempat pengolahan air limbah untuk mengurangi kandungan bahan pencemar sehingga dapat dibuang ke lingkungan. Seperti di Jogja, terdapat IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Sewon yang dikelola oleh Balai PISAMP (Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi Dan Air Minum Perkotaan) mengolah limbah greywater secara terpusat.

 

Jadi, sebenarnya apa sih tahapan yang dilakukan pada pengolahan air limbah greywater?

Seperti digambarkan pada ilustrasi di atas, pengolahan limbah terdiri dari beberapa tahapan. Salah satu treatment penting untuk greywater adalah pengolahan secara aerobik. Dalam proses ini, bahan pencemar organik terdegradasi dengan bantuan bakteri menjadi bahan yang tidak berbahaya. Proses yang terjadi diilustrasikan berikut:

Setelah melalui rangkaian treatment tersebut, air dapat dibuang ke lingkungan setelah memenuhi standar baku mutu air.

Tabel di atas menunjukkan beberapa parameter penting kandungan greywater dan baku mutunya. Beberapa parameternya adalah kandungan polutan organik (yang digambarkan dengan Biological Oxygen Demand/BOD dan Chemical Oxygen Demand/COD), kandungan padatan tersuspensi (Total Suspended Solids/TSS), kandungan oksigen (Dissolved Oxygen/DO), dan juga kandungan nutrient (nitrogen/N dan fosforus/P). Dapat dilihat bahwa kandungan bahan-bahan ini cukup tinggi sebelum diolah, sedangkan baku mutu yang disyaratkan jauh lebih rendah. Oleh karena itu, bayangkan jika kita membuang air limbah ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu, apa yang terjadi? Tentu saja, lingkungan kita akan tercemar.

Namun, meskipun sudah ada IPAL di Daerah Istimewa Yogyakarta misalnya, tidak bisa dipungkiri bahwa tidak sedikit pula rumah tangga yang tidak memiliki sambungan pengolahan air limbah yang memadai, sehingga air kotor mencemari lingkungan.

Yuk, mulai sekarang kita lebih peduli lingkungan kita. Kita sama-sama cek kembali kemana sih air limbah dirumah kita mengalir. Jangan sampai hanya dibuang ke lingkungan tanpa treatment terlebih dahulu. Juga, gunakan air dengan bijak dan hemat ya, sehingga produksi air limbah bisa minimal. (Kontributor: Lisendra Marbelia, Ilustrasi: Bela Devianti)